Kedua foto ini diambil saat saya berada di Monas (Monumen Nasional)
bertepatan dengan HUT DKI Jakarta, 22 Juni 2014 kemarin
Masa-masa ketika Nederlands-Indie (Hindia-Belanda) masih berdiri merupakan masa yang menarik bagi saya. Nederlands-Indie juga merupakan sebuah fase sejarah dimana terdapat banyak ragam kehidupan menyatu menjadi sebuah "negara" yang berdiri tegak. Ada begitu banyak peninggalan sejarah Nederlands-Indie yang bisa kita jumpai khususnya di DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, yang di masa pemerintahan kolonial Belanda bernama Batavia.
Salah satu peninggalan yang bisa kita lihat adalah beragam kuliner yang ada disana. Sebagai awalan, saya memilih satu kuliner yang sudah menjadi salah satu ciri khas Jakarta. Kuliner ini terkenal dengan nama Kerak Telor. Kerak Telor secara khusus
merupakan warisan budaya Betawi. Untuk sekedar diketahui, bukanlah perkara mudah jika anda mencari kuliner ini di hari-hari biasa. Namun, kuliner ini bisa didapatkan dengan mudah di hari-hari perayaan seperti PRJ di Monas (Monumen Nasional) atau tepat di HUT DKI Jakarta di wilayah Kota Tua.
merupakan warisan budaya Betawi. Untuk sekedar diketahui, bukanlah perkara mudah jika anda mencari kuliner ini di hari-hari biasa. Namun, kuliner ini bisa didapatkan dengan mudah di hari-hari perayaan seperti PRJ di Monas (Monumen Nasional) atau tepat di HUT DKI Jakarta di wilayah Kota Tua.
Menurut Indra Sutrisna, seorang pakar budaya Betawi, Kerak Telor sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dahulu, makanan ini lebih sering dikonsumsi orang-orang Belanda. Mereka menjadikan makanan ini sebagai makanan pembuka. Kala itu, orang-orang Belanda menginginkan sebuah makanan yang mirip dengan omelet mie, yang dikombinasikan dengan racikan masakan ala Betawi.
Masyarakat Betawi mengusung nilai kesehatan pada Kerak Telor racikannya. Maka, mie diganti dengan beras ketan, serta penambahan bahan rempah-rempah di dalamnya.
Perkembangan lain, masih menurut Indra, adalah keanekaragaman rasa dari Kerak Telor itu sendiri. Dia memaparkan ada banyak kreasi yang dilakukan. Dulu, Kerak Telor tidak ada rasa pedas, juga tidak menggunakan abon. Jika ditanya khasnya, Kerak Telor menggunakan telur, ebi, serundeng dan bawang goreng saja.
Sementara itu berdasarkan situs resmi Lembaga Kebudayaan Betawi. sejarah atau asal-usul dari Kerak Telor belum bisa dipaparkan secara
jelas (setelah saya telusuri memang tidak ditemukan). Para sesepuh Betawi meyakini, munculnya makanan Kerak Telor tidak
lepas dari proses akulturasi antar bangsa, mengingat pada Abad ke-5
Jakarta menjadi salah satu pusat berkumpulnya para pedagang dari luar
Nusantara. Kerak Telor, diyakini campuran antara budaya kuliner dari
India, Arab, Tionghoa, dan Portugis. Akulturasi budaya itu pun bersatu
dalam wajan Kerak Telor.
Terlepas sejarah atau asal-usul mana yang benar mengenai Kerak Telor,
yang wajib dilakukan saat ini adalah terus melestarikan Kerak Telor
sebagai salah satu produk budaya masyarakat Betawi di tengah-tengah
menjamurnya sajian makanan ala barat di Indonesia.
Berikut akan saya berikan resep dan cara membuat Kerak Telor:
Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
- 150 gram beras ketan putih, direndam semalam, ditiriskan
- 300 ml air
- 5 butir telur bebek (boleh telur ayam)
- 25 gram ebi, diseduh, disangrai, dihaluskan
- 5 sendok makan bawang merah goreng
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
Bahan Taburan:
- 125 gram kelapa parut kasar, disangrai
- 1 sendok teh gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok teh ebi, disangrai, dihaluskan
- 5 buah cabai rawit merah, diiris-iris
- 5 sendok makan bawang merah goreng untuk taburan
Bumbu Halus:
- 5 buah cabai merah keriting
- 3 cm kencur
- 1 cm jahe
- 1/2 sendok teh merica bubuk
Cara membuat:
- Taburan, panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan ebi, kelapa parut, gula pasir dan garam. Aduk rata sampai matang dan kering.
- Panaskan wajan cekung. Beri 2 sendok makan beras ketan putih. Siram dengan 4 sendok makan air rendaman beras. Tutup. Biarkan sampai agak mengering.
- Kocok 1 butir telur bebek, 1 sendok makan bumbu kelapa, 1/4 sendok teh ebi, 1 sendok makan bawang merah goreng, dan 1/4 sendok teh garam.
- Tuang ke atas ketan. Aduk-aduk sambil diratakan di penggorengan. Taburkan cabai rawit. Biarkan sampai matang sambil ditutup. Balik penggorengan di atas bara api. Biarkan sampai matang. Angkat.
- Tabur kelapa sangrai dan bawang merah goreng.
- Untuk 3 porsi
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar