Kamis, 25 September 2014

Vliegveld Kalidjati/Lanud (Lapangan Udara) Suryadarma Kalijati, Lanud Militer Bersejarah dan Tertua Peninggalan Nederlands-Indie

 Para penerbang ML (Militaire Luchtvaart)-KNIL di Vliegschool
(Sekolah Penerbangan) Kalidjati, Vliegveld Kalidjati


 Vliegveld Kalidjati saat dikunjungi oleh Gubernur Jenderal Dirk Fock.
Kunjungan ini dalam rangka kunjungan dua hari Dirk Fock
ke Pamanoekan dan Tjiasemlanden, 27-28 Oktober 1922

Lukisan yang menceritakan bagaimana Vliegveld Kalidjati mendapat serangan udara dari Jepang

Rumah Sejarah yang menjadi tempat penandatanganan menyerahnya Belanda kepada Jepang.
Rumah Sejarah ini berada di Kompleks Garuda E25 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Jawa Barat

Gerbang utama Lanud (Lapangan Udara) Suryadarma saat ini


Jauh sebelum dibangunnya berbagai pangkalan udara militer untuk keperluan kekuatan udara di Nederlands-Indie seperti Vliegveld Maguwo (1938) di Yogyakarta dan Vliegveld Maospati (1939), pemerintahNederlands-Indie telah melakukan survei ke beberapa tempat yang tidak jauh dari ibu kota (Batavia) untuk mencari lokasi yang tepat untuk membangun lapangan terbang militer. Pilihan jatuh ke sebuah wilayah di Subang, Jawa Barat. Wilayah ini memiliki tanah yang berkontur bagus dan cuaca yang stabil sepanjang tahun.

Jika anda memiliki naluri sejarah yang tinggi dan berkunjung ke Lanud (Lapangan Udara) Suryadarma Kalijati, waktu seakan terhenti di puluhan tahun lalu di masa Nederlands-Indie. Ada sebuah hanggar tua dengan pesawat kuno di dalamnya, deretan rumah

Selasa, 23 September 2014

Industri Rekaman di Zaman Nederlands-Indie

Album stamboel Miss Riboet "Jalatak" yang dirilis BeKa Records tahun 1925

Penyanyi sekaligus aktris tunanetra Annie Landouw, 1939

Penyanyi terkemuka di era 1930-an, Miss Roekiah


Cikal bakal industri musik Indonesia masa kini, sesungguhnya telah dimulai jauh sebelumnya. Tepat di masa Nederlands-Indie, phonograph Colombia buatan Amerika Serikat telah diimpor ke Nederlands-Indie di awal tahun 1900-an. Antara kurun waktu 1903-1917, beberapa album rekaman phonograph mulai masuk dengan berbagai label seperti Gramophone Company, Odeon Record, Beka Record (Jerman), Columbia (Amerika Serikat), Parlophone Record (Inggris), Anker, Lyrophon, serta Bintang Sapoe. Dalam catatan, posisi pertama sebagai label yang paling banyak merilis singles diduduki oleh Odeon Record (2614 singles), disusul Bintang Sapoe (1140 singles), Gramophone Company (632 singles), Anker (478 singles), dan Beka (126 singles). Perkiraan data ini dikutip dari disertasi Yampolsky tentang studi industri rekaman di Indonesia dari tahun 1903-1917. Setidaknya, data ini menunjukkan bahwa industri rekaman masa itu tidak bisa diremehkan. Dan juga bukti bahwa industri rekaman saat itu menunjukkan itikad baik untuk mendokumentasikan sebuah karya seni, khususnya musik.

Di masa itu, ada tiga saudagar Tionghoa yang menggeluti dunia musik dengan mendirikan perusahaan rekaman. Dua pengusaha rekaman itu ada di Batavia yaitu Tio Tek Hong (Passer Baroe), dan Lie A Kon (Passer Senen). Satu lagi adalah

Selasa, 09 September 2014

Masuknya Teh ke Nederlands-Indie

Salah satu gedung pabrik pengolahan teh di wilayah Maja, Cirebon

Perkebunan teh di Goalpara, Sukabumi



Semua orang tentunya tahu apa itu teh. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat terkenal ke seluruh dunia karena kenikmatan rasanya. Minuman teh berasal dari daun yang diambil dari tanaman teh. Di berbagai negara, teh menjadi salah satu priritas perkebunan karena nilai ekonomis yang termasuk tinggi untuk pasaran dunia. Sedemikian terkenalnya teh, kita dapat menemui dengan mudah perkebunan teh yang ada di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Minimal, kita dapat melihat daun teh yang siap saji sebagai minuman, yang tentunya sudah berada dalam kemasan dengan merek dan variasi rasa yang beragam. Dan, bagaimana teh dapat masuk ke Indonesia, dapat dirunut dari perjalanan sejarah teh masuk ke Indonesia, tepatnya di masa Kolonial Belanda.

Di tahun 1684, teh (Camellia sinensis) didatangkan ke Nederlands-Indie dari Jepang. Teh ini ketika didatangkan masih berupa biji teh (diduga teh sinensis). Adalah Andreas Cleyer, seorang berkebangsaan Jerman yang bekerja sebagai seorang pegawai VOC, yang mendatangkan biji teh tersebut. Tidak mengherankan jika Andreas mendatangkan

Minggu, 07 September 2014

Sumbangan Artikel



Bagi anda yang memiliki artikel tentang Nederlands-Indie (Hindia-Belanda) dan ingin menjadi kontributor artikel di blog ini, dapat mengirimkan artikel ke email saya: fajar@mannehreim@gmail.com. Artikel diharapkan menggunakan bahasa dan pemikiran sendiri, sertakan beberapa foto atau gambar terkait. Diharapkan pula untuk menyertakan identitas diri (nama/tanggal lahir/alamat/akun Facebook/profil Blogger - jika anda seorang Blogger juga). Terima kasih, en laten we met elkaar vervlochten vriendschap.

Peneliti Telusuri Bastion de Smits




Balai Arkeologi Yogyakarta menelusuri kembali jejak Bastion de Smits, salah satu sudut benteng Kota Lama Semarang yang didirikan tahun 1741-1756. Selama ini, keberadaan Bastion de Smits hanya diketahui dari peta kuno Belanda, tetapi bentuk fisiknya belum ditemukan.

Peneliti Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta, Novida Abbas, menjelaskan, Bastion de Smits merupakan sudut benteng yang berbentuk seperti