Rabu, 05 November 2014

Geger Pacinan/Chinezenmoord, Peristiwa Kelam Orang-Orang Cina di Batavia (Bagian 1)

Ilustrasi peristiwa Geger Pacinan/Chinezenmoord di Batavia, 9-22 Oktober 1740


Perstiwa berdarah yang hampir terlupakan itu menimbulkan perlawanan orang-orang Tionghoa di seantero Jawa terhadap kebrutalan yang dilakukan VOC...

"Setiap tempat bersimbah darah dan kanal-kanal dipenuhi dengan mayat-mayat. Sebagian besar kota diselimuti abu dan lima ribu warga Tionghoa yang terkenal rajin dan penuh pengabdian itu telah tewas."

Batavia. Kota ini hanyalah satu dari sekian kota yang tentunya membutuhkan warga yang menghidupkan kegiatan perekonomian. Salah satu komunitas perintis yang bermukim di dalam tembok kota Batavia adalah masyarakat Tionghoa yang kelak menjadi cikal bakal budaya peranakan di kota itu. Untuk mengatur komunitas yang satu ini, VOC menunjuk seorang kapitan pertama pada awal abad ke-17.


Pada periode awal kolonialisasi Nederlands-Indie oleh Belanda, ada banyak orang Tionghoa yang dijadikan tukang dalam pembangunan kota Batavia. Tidak hanya itu, mereka juga bertugas sebagai pedagang, buruh pabrik gula, dan pemilik toko. Perdagangan Nederlands-Indie dengan Tiongkok yang berpusat di Batavia, menimbulkan

Kamis, 30 Oktober 2014

Koningsplein Batavia, Kini Medan Merdeka

 Pesawat-pesawat pembom Glenn Martin B-10 milik LA-KNIL/ML-KNIL
terbang diatas Koningsplein, Batavia 1930-an

Pedagang Cina menjual kainnya kepada pembeli lokal di Koningsplein Batavia

Pemandangan Pasar Gambir di Koningsplein Batavia

Monumen Nasional di tengah Lapangan Merdeka, dilihat dari Stasiun Gambir


Tentunya kita tahu apa itu Medan Merdeka atau Lapangan Merdeka. Ini adalah sebuah lapangan luas yang terhampar di tengah Jakarta (ibu kota Indonesia), tepatnya di Jakarta Pusat. Di tengah lapangan ini berdiri (Monas) Monumen Nasional. Di sekeliling lapangan ini juga terdapat bangunan-bangunan penting seperti kantor-kantor kementerian negara, Istana Merdeka dan Mahkamah Agung. Lapangan ini di masa Nederlands-Indie dinamakan Koningsplein (Lapangan Raja).

Pada akhir abad ke-18, pemerintah Nederlands-Indie memindahkan pusat pemerintahan dari Oud Batavia (Batavia Lama) ke Weltevreden (kini Jakarta Pusat). Di Weltevreden, mulai dibangun beberapa bangunan penting termasuk fasilitas lapangan. Ada dua lapangan utama yang dibangun oleh pemerintah Nederlands-Indie saat itu: Buffelsveld dan Waterlooplein (kini Lapangan Banteng). Lapangan mulai dibangun oleh Daendels di awal abad ke-19. Waterlooplein berfungsi sebagai tempat berkumpul untuk berkuda dan bersosialisasi

Kamis, 09 Oktober 2014

Seragam KNIL Asli Buatan Garoet (Garut)

 





 Seragam-seragam OI Leger dan KNIL terdahulu

Seragam Garoet KNIL di masa Perang Dunia I



 Seragam Garoet/Garoet uniform KNIL terakhir

Grijs-Groen Katoenen Jas Model 1911


Sebagaimana telah diketahui secara umum, KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger) merupakan organisasi militer Belanda yang bertugas di Nederlands-Indie. KNIL sendiri tadinya adalah Oost-Indisch Leger (Tentara Hindia-Timur) yang dibentuk oleh Gubernur Jenderal van den Bosch pada 4 Desember 1830, tepat setelah Perang Diponegoro usai. Pada tahun 1833, OI Leger diubah menjadi KNIL.

Personil KNIL sendiri terdiri dari prajurit bayaran atau sewaan yang (kebanyakan) berasal dari orang Eropa juga, misalnya Jerman dan Belgia. Undang-undang Belanda memang tidak mewajibkan militer bagi warga negaranya untuk ditempatkan di daerah jajahan. Ada juga tentara Belanda yang dimasukkan ke dalam KNIL karena melakukan pelanggaran atau disersi. Saat itu pilihannya ada dua, masuk KNIL atau dihukum.

Ada banyak pula orang pribumi yang direkrut. Pada tahun 1936 telah tercatat ada 33.000 orang pribumi dalam KNIL. Kebanyakan

Rabu, 01 Oktober 2014

Rijsttafel, Penyajian Makanan Indonesia ala Belanda

Sebuah keluarga Belanda berfoto bersama sajian Rijsttafel, 1920
Keluarga C.H. Japing bersama Bibi Jet dan Paman Jan Breeman dalam
sebuah acara Rijsttafel, Mei 1936

Contoh sajian Rijsttafel dalam sebuah keluarga Belanda, 1880-an

Sajian Rijsttafel masa kini di Belanda



Jika berbicara mengenai kuliner pada masa Nederlands-Indie rasanya kurang lengkap tanpa membicarakan sebuah penyajian makanan yang satu ini. Dapat dikatakan penyajian makanan ini adalah sesuatu yang tidak biasa namun menarik pada masa itu. Bagaimana tidak, makanan yang disajikan adalah makanan Indonesia tetapi yang menyantapnya adalah orang-orang Belanda. Penyajian kuliner Indonesia sebagai santapan orang Belanda ini dinamakan dinamakan Rijsttafel.

Di Indonesia, kini Rijsttafel sulit untuk dijumpai. Justru di Belanda, Rijsttafel sering ditemukan di berbagai rumah makan.

Rijsttafel merupakan istilah dari bahasa Belanda yang artinya "meja nasi". Rijsttafel adalah cara penyajian makanan secara berurutan dengan berbagai pilihan kuliner khas Nusantara. Cara penyajian semacam ini berkembang pada masa Nederlands-Indie dengan cara memadukan tata perjamuan resmi ala Eropa dengan kebiasaan

Kamis, 25 September 2014

Vliegveld Kalidjati/Lanud (Lapangan Udara) Suryadarma Kalijati, Lanud Militer Bersejarah dan Tertua Peninggalan Nederlands-Indie

 Para penerbang ML (Militaire Luchtvaart)-KNIL di Vliegschool
(Sekolah Penerbangan) Kalidjati, Vliegveld Kalidjati


 Vliegveld Kalidjati saat dikunjungi oleh Gubernur Jenderal Dirk Fock.
Kunjungan ini dalam rangka kunjungan dua hari Dirk Fock
ke Pamanoekan dan Tjiasemlanden, 27-28 Oktober 1922

Lukisan yang menceritakan bagaimana Vliegveld Kalidjati mendapat serangan udara dari Jepang

Rumah Sejarah yang menjadi tempat penandatanganan menyerahnya Belanda kepada Jepang.
Rumah Sejarah ini berada di Kompleks Garuda E25 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Jawa Barat

Gerbang utama Lanud (Lapangan Udara) Suryadarma saat ini


Jauh sebelum dibangunnya berbagai pangkalan udara militer untuk keperluan kekuatan udara di Nederlands-Indie seperti Vliegveld Maguwo (1938) di Yogyakarta dan Vliegveld Maospati (1939), pemerintahNederlands-Indie telah melakukan survei ke beberapa tempat yang tidak jauh dari ibu kota (Batavia) untuk mencari lokasi yang tepat untuk membangun lapangan terbang militer. Pilihan jatuh ke sebuah wilayah di Subang, Jawa Barat. Wilayah ini memiliki tanah yang berkontur bagus dan cuaca yang stabil sepanjang tahun.

Jika anda memiliki naluri sejarah yang tinggi dan berkunjung ke Lanud (Lapangan Udara) Suryadarma Kalijati, waktu seakan terhenti di puluhan tahun lalu di masa Nederlands-Indie. Ada sebuah hanggar tua dengan pesawat kuno di dalamnya, deretan rumah

Selasa, 23 September 2014

Industri Rekaman di Zaman Nederlands-Indie

Album stamboel Miss Riboet "Jalatak" yang dirilis BeKa Records tahun 1925

Penyanyi sekaligus aktris tunanetra Annie Landouw, 1939

Penyanyi terkemuka di era 1930-an, Miss Roekiah


Cikal bakal industri musik Indonesia masa kini, sesungguhnya telah dimulai jauh sebelumnya. Tepat di masa Nederlands-Indie, phonograph Colombia buatan Amerika Serikat telah diimpor ke Nederlands-Indie di awal tahun 1900-an. Antara kurun waktu 1903-1917, beberapa album rekaman phonograph mulai masuk dengan berbagai label seperti Gramophone Company, Odeon Record, Beka Record (Jerman), Columbia (Amerika Serikat), Parlophone Record (Inggris), Anker, Lyrophon, serta Bintang Sapoe. Dalam catatan, posisi pertama sebagai label yang paling banyak merilis singles diduduki oleh Odeon Record (2614 singles), disusul Bintang Sapoe (1140 singles), Gramophone Company (632 singles), Anker (478 singles), dan Beka (126 singles). Perkiraan data ini dikutip dari disertasi Yampolsky tentang studi industri rekaman di Indonesia dari tahun 1903-1917. Setidaknya, data ini menunjukkan bahwa industri rekaman masa itu tidak bisa diremehkan. Dan juga bukti bahwa industri rekaman saat itu menunjukkan itikad baik untuk mendokumentasikan sebuah karya seni, khususnya musik.

Di masa itu, ada tiga saudagar Tionghoa yang menggeluti dunia musik dengan mendirikan perusahaan rekaman. Dua pengusaha rekaman itu ada di Batavia yaitu Tio Tek Hong (Passer Baroe), dan Lie A Kon (Passer Senen). Satu lagi adalah

Selasa, 09 September 2014

Masuknya Teh ke Nederlands-Indie

Salah satu gedung pabrik pengolahan teh di wilayah Maja, Cirebon

Perkebunan teh di Goalpara, Sukabumi



Semua orang tentunya tahu apa itu teh. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat terkenal ke seluruh dunia karena kenikmatan rasanya. Minuman teh berasal dari daun yang diambil dari tanaman teh. Di berbagai negara, teh menjadi salah satu priritas perkebunan karena nilai ekonomis yang termasuk tinggi untuk pasaran dunia. Sedemikian terkenalnya teh, kita dapat menemui dengan mudah perkebunan teh yang ada di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Minimal, kita dapat melihat daun teh yang siap saji sebagai minuman, yang tentunya sudah berada dalam kemasan dengan merek dan variasi rasa yang beragam. Dan, bagaimana teh dapat masuk ke Indonesia, dapat dirunut dari perjalanan sejarah teh masuk ke Indonesia, tepatnya di masa Kolonial Belanda.

Di tahun 1684, teh (Camellia sinensis) didatangkan ke Nederlands-Indie dari Jepang. Teh ini ketika didatangkan masih berupa biji teh (diduga teh sinensis). Adalah Andreas Cleyer, seorang berkebangsaan Jerman yang bekerja sebagai seorang pegawai VOC, yang mendatangkan biji teh tersebut. Tidak mengherankan jika Andreas mendatangkan

Minggu, 07 September 2014

Sumbangan Artikel



Bagi anda yang memiliki artikel tentang Nederlands-Indie (Hindia-Belanda) dan ingin menjadi kontributor artikel di blog ini, dapat mengirimkan artikel ke email saya: fajar@mannehreim@gmail.com. Artikel diharapkan menggunakan bahasa dan pemikiran sendiri, sertakan beberapa foto atau gambar terkait. Diharapkan pula untuk menyertakan identitas diri (nama/tanggal lahir/alamat/akun Facebook/profil Blogger - jika anda seorang Blogger juga). Terima kasih, en laten we met elkaar vervlochten vriendschap.

Peneliti Telusuri Bastion de Smits




Balai Arkeologi Yogyakarta menelusuri kembali jejak Bastion de Smits, salah satu sudut benteng Kota Lama Semarang yang didirikan tahun 1741-1756. Selama ini, keberadaan Bastion de Smits hanya diketahui dari peta kuno Belanda, tetapi bentuk fisiknya belum ditemukan.

Peneliti Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta, Novida Abbas, menjelaskan, Bastion de Smits merupakan sudut benteng yang berbentuk seperti

Jumat, 29 Agustus 2014

Stasiun Radio Malabar, Stasiun Radio Yang Hebat Pada Masa Jayanya

Stasiun Radio Malabar berdiri dengan kokoh. Bagi saya ini terlihat indah,
arsitektur gedung yang indah berpadu dengan posisinya di Puntang

Para pegawai dan segenap pimpinan
berfoto bersama di depan Stasiun Radio Malabar

Kompleks hunian para pegawai Stasiun Radio Malabar.
Dalam foto ini, Gubernur Jenderal Dirk Fock melintasi kompleks hunian tersebut
dengan mobil

Puing-puing dari gedung Staiun Radio Malabar. Stasiun radio yang besar
itu kini nyaris tak tersisa dan hanya meninggalkan puing-puing

Puing-puing dari kompleks hunian karyawan Stasiun Radio Malabar
yang dinamakan Radiodorf (Kampung Radio)

Tanda bukti peresmian Stasiun Radio Malabar oleh
Gubernur Jenderal Dirk Fock. Meski tanggal peresmian tertera, namun upacara peresmian
tidak dilakukan di tanggal itu juga


Stasiun Radio Malabar (Radiostasion Malabar) adalah stasiun radio pemancar yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di Nederlands-Indie. Stasiun radio yang besar ini dibangun di daerah Gunung Puntang, yang merupakan bagian dari Pegunungan Malabar, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Stasiun radio inilah yang membuat Nederlands-Indie menjadi pusat perhatian dunia di tahun 1923. Dan, stasiun radio ini juga menjadi stasiun radio pemancar pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang dibangun oleh Belanda.

Perintisan dan pembangunan Stasiun Radio Malabar dilakukan sejak tahun 1916, oleh seorang ahli teknik elektro yakni Dr. Ir. C.J. de Groot. Untuk pembangunan antenanya di Gunung Puntang dilakukan setahun setelahnya, 1917. Akan tetapi selalu mengalami kegagalan. Pada tahun 1923, de Groot berhasil menyelesaikan pekerjaan besarnya itu. Stasiun Radio Malabar pun diresmikan

Jumat, 15 Agustus 2014

Cultuurstelsel, Ketika Kepentingan Mengalahkan Kemanusiaan

Johannes van den Bosch. Pernah menjadi salah satu Gubernur Jenderal
di Hindia Belanda. Hal yang paling terkenal darinya adalah ia sebagai pelopor Cultuurstelsel
yang menimbulkan pro dan kontra di negeri Belanda sendiri


Para pekerja tanam paksa Cultuurstelsel sedang memanen tebu
yang nantinya akan diproses menjadi gula batu dan gula pasir

Tanaman kopi sebagai salah satu produk Cultuurstelsel. Dari buahnya,
terciptalah salah satu minuman yang mendunia hingga saat ini

Teh sebagai salah satu produk Cultuurstelsel. Dari daunnya, salah satu minuman
yang tak kalah mendunia dari kopi tercipta

Tebu sebagai salah satu produk Cultuurstelsel. Dari air yang terkandung di dalamnya,
terciptalah gula batu dan gula pasir yang memaniskan namun tidak semanis
sejarah Cultuurstelsel yang pernah mengiringinya


Pagi ini, sebenarnya saya tidak berniat untuk kembali membuat entri baru di blog ini. Saat sedang menikmati secangkir teh, tiba-tiba saya langsung teringat sesuatu tentang minuman yang berasal dari daun teh ini pada masa lalunya di Hindia Belanda: dipasarkan karena Cultuurstelsel! Inspirasi dari secangkir teh pun datang, saya segera membuka-buka berbagai buku dan ebook sejarah koleksi saya. Dari sebuah buku yang sebenarnya bertema tentang sejarah Freemasonry/Vrijmetselarij di Hindia Belanda justru saya dapatkan info tentang Cultuurstelsel yang berdasarkan dari sudut pandang seorang

Minggu, 27 Juli 2014

Pulau Onrust, Pulau Yang Melegenda di Era Nederlands-Indie

Lukisan Pulau Onrust

Rumah Sakit Karantina di Pulau Onrust (1917)

Salah satu peta tentang Pulau Onrust


Pulau Onrust merupakan salah satu pulau yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau ini letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Penduduk di lingkungan Kepulauan Seribu menyebut pulau ini sebagai Pulau Kapal. Hal ini dikarenakan pulau Onrust seringkali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju ke Batavia. Pulau ini juga menyimpan banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan sebuah rumah yang masih utuh. Rumah inilah yang dijadikan sebagai Museum Pulau Onrust. Pada masa VOC, pulau ini digunakan sebagai tempat galangan kapal dan didirikan benteng. Antara tahun 1911 dan 1933, Onrust dimanfaatkan sebagai

Senin, 14 Juli 2014

Politieke Inlichtingen Dienst/Algemene Recherche Dienst, Lembaga Polisi Rahasia Nederlands-Indie

 Seorang agen PID/ARD (Politieke Inlichtingen Dienst/Algemene Recherche Dienst)
menyerahkan sebuah buku kepada seorang pejabat Ambtenaren Nederlands-Indie
yang berisi daftar nama-nama orang yang dicurigai
sebagai aktivis pergerakan nasional yang dianggap berbahaya. Di sebelah kanan,
berdiri sseorang pegawai lokal sang pejabat Ambtenaren. Tanpa mereka ketahui,
si pegawai ini ternyata adalah anggota pergerakan nasional yang luput dari pengamatan PID/ARD (ilustrasi)

Begitu dicurigai, si pegawai lokal itu segera melarikan diri.
Maka para agen PID/ARD pun memburunya. Namun agen-agen PID/ARD berhasil
menemukan dan mengikutinya (ilustrasi)

Dua agen PID/ARD akhirnya berhasil menyergap si pegawai lokal tersebut
begitu tiba di stasiun (ilustrasi)

Interogasi pun dilakukan. Agen-agen PID/ARD menggunakan berbagai cara
agar informasi yang dicari bisa didapatkan (ilustrasi)


Politieke Inlichtingen Dienst, atau lebih dikenal dengan singkatan PID adalah lembaga polisi rahasia yang bertugas untuk memata-matai kaum pergerakan nasional di masa pemerintahan Nederlands-Indie (Hindia-Belanda). Semua informasi yang dikumpulkan oleh PID terkait kondisi pergerakan nasional di Indonesia nantinya dijadikan dasar pemerintah kolonial untuk mengambil tindakan terhadap kaum pergerakan nasional.

Awalnya, lembaga ini didirikan pada 6 Mei 1916. Saat itu Perang Dunia I sedang berkecamuk. Gagasan awalnya muncul pada 1914 dengan nama Kantoor Inlichtingen (Kantor Informasi) di bawah komando Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL), tentara Hindia-Belanda. Organisasi ini bertujuan mendapatkan sebanyak mungkin